Apa Itu Tes Kraepelin, Tujuan, Skoring & Cara Mengerjakannya?

Sebagian pencari kerja mungkin sudah pernah mendengar tentang apa itu tes Kraepelin. Di antara banyaknya jenis psikotes dalam proses rekrutmen kerja, tes satu ini adalah salah satu yang banyak digunakan.

Tidak hanya untuk proses rekrutmen karyawan saja, bahkan psikotes ini juga biasa digunakan untuk pendaftaran sekolah hingga beasiswa. Meski sekilas nampak serupa dengan tes pauli, namun terdapat perbedaan antara keduanya.

Dengan demikian, penting bagi kamu untuk mengenal dan mempelajari tentang tes Kraepelin hingga sistem penilaiannya. Oleh karena itu kenali definisi hingga cara mengerjakannya agar memperoleh hasil sesuai ekspektasi.

Apa Itu Tes Kraepelin serta Tujuannya?

Secara definitif, tes Kraepelin merupakan sejenis psikotes berisi deretan angka dari 0-9 yang disusun acak secara vertikal. Adapun namanya diambil dari nama penemunya yaitu Emilie Kraepelin, seorang psikiater asal Jerman.

Secara garis besar, psikotes ini merupakan induk dari tes Pauli yang dikembangkan oleh Richard Pauli. Sehingga cara mengerjakannya pun tidak jauh berbeda, yaitu para peserta diminta untuk menyelesaikan deret perhitungan.

Tujuan keduanya pun kurang lebih serupa, yaitu untuk menguji konsentrasi serta mengetahui performa atau kemampuan khusus dari kandidat pelamar. Berikut ini adalah beberapa tujuan spesifik tes Kraepelin dalam berbagai aspek :

1. Ketahanan

Sebagaimana definisi mengenai apa itu tes Kraepelin di atas, kamu akan diminta untuk menjumlahkan beberapa deret angka. Meski soalnya terbilang mudah, namun durasinya terhitung sangat singkat, terutama bagi sebagian orang.

Keterbatasan waktu umumnya dapat mempengaruhi ketahanan seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah. Jadi, psikotes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan dan konsentrasi seseorang saat harus mengerjakan banyak tugas dalam waktu singkat.

2. Motivasi

Pola perhitungan, angka, serta operasi matematika dikenal mengharuskan seseorang untuk berpikir lebih keras. Oleh karena itu, psikotes ini bisa dijadikan sebagai indikator untuk mengukur motivasi serta kemauan seseorang untuk menyelesaikannya.

3. Emosi

Selain ketahanan serta motivasi, aspek emosi juga merupakan salah satu hal yang diuji. Sebab adanya tekanan berupa soal yang harus dikerjakan dalam waktu singkat bisa menunjukkan tingkat pengendalian emosi seseorang.

4. Adaptasi dan Stabilitas Diri

Terakhir, psikotes ini digunakan untuk menunjukkan dan menilai bagaimana seseorang beradaptasi menyelesaikan pekerjaan baru. Selain itu, adanya variasi dan rangkaian soal juga berfungsi untuk mengukur tingkat stabilitas seseorang saat mengerjakannya.

Sistem Skoring/Penilaian Tes Kraepelin

Selain mengenal apa itu tes Kraepelin beserta tujuannya, penting juga untuk mengetahui bagaimana sistem penilaiannya. Secara umum, penilaian dan interpretasi dari perolehan skor psikotes Kraepelin dijabarkan sesuai penjelasan berikut ini:

  1. Penilaian tidak dilihat berdasarkan berapa banyak baris yang bisa dikerjakan, melainkan dari konsistensi mengerjakan.
  2. Jika pengerjaan pada setiap kolom menghasilkan grafik berbentuk datar, artinya kamu mempunyai sifat konsisten yang baik.
  3. Jika menghasilkan grafik berupa garis naik, artinya kamu cenderung memiliki peningkatan dalam kinerja.
  4. Jika membentuk grafik berupa garis turun, bisa jadi mengindikasikan kurangnya semangat atau motivasi kerja.
  5. Jika menghasilkan grafik yang naik turun, bisa jadi mengindikasikan ketidakstabilan tingkat emosi, seperti kecemasan, distraksi mental, rasa tidak nyaman, atau lainnya.

Sesuai definisi tentang apa itu tes Kraepelin, sistem penilaiannya menunjukkan performa seseorang dalam hal penyelesaian pekerjaan maupun aspek mental. Dengan demikian, sistem skoringnya lebih didasarkan pada hasil tes secara objektif.

Cara Mengerjakan Tes Kraepelin dan Tipsnya

Untuk mengetahui apa itu tes Kraepelin secara menyeluruh, kamu perlu mempelajari tentang cara mengerjakannya. Sebagaimana prosedur dalam mengikuti ujian pada umumnya, terdapat ketentuan pengerjaan khusus yang perlu diikuti oleh peserta tes.

Berbeda dengan Pauli Test, Kraepelin Test memiliki ukuran kertas dan jumlah kolom lebih besar, serta waktu pengerjaan lebih lama dengan arah penjumlahan vertikal. Berikut ini adalah panduan rinci cara mengerjakannya:

  1. Di lembar soal, akan tersaji deretan angka 0-9 dengan 45 kolom dan 60 baris. Jumlahkan angka-angka yang berdekatan tersebut dari bawah ke atas.
  2. Tuliskan hasil penjumlahan tersebut di sebelah kanan, tepatnya di antara kedua angka yang dijumlahkan.
  3. Jika hasil penjumlahan lebih dari 10, maka tuliskan angka satuannya saja.
  4. Setiap rentang waktu 30 detik, saat diberikan instruksi untuk pindah, maka peserta wajib segera pindah mengerjakan kolom selanjutnya.
  5. Jika terdapat kesalahan dan ingin menggantinya, cukup coret hasil yang salah dan tuliskan jawaban baru di sebelah kanannya.
  6. Total pemberian waktu adalah 20 menit, dengan rincian pengisian identitas diri 4 menit, penjelasan instruksi 2 menit, latihan contoh soal 1 menit, serta total waktu pengerjaan soal 12 menit 30 detik.

Baca juga: Macam Skill Dunia Kerja, Perbedaan, dan Tips Mengembangkannya

Jika kamu telah memahami apa itu tes Kraepelin beserta cara mengerjakannya, jangan lupa untuk menerapkan beberapa tips khusus sebelum mengikuti tesnya. Agar lebih berhasil, simak tips mengikuti tes Kraepelin berikut:

  1. Beristirahat cukup agar kondisi fisik maupun mental tetap prima dan tidak mempengaruhi proses mengerjakan.
  2. Tetap fokus, jangan terdistraksi oleh hal-hal di luar pengerjaan tes.
  3. Teliti dan disiplin, selalu perhatikan waktu pengerjaan.
  4. Cermati setiap angka dengan baik.
  5. Tentukan berapa baris yang akan dikerjakan agar setiap kolom mempunyai jumlah baris konsisten dan tetap stabil, tidak mengalami kenaikan maupun penurunan yang drastis.
  6. Terapkan multitasking dengan cara melihat soal berikutnya sambil menuliskan hasil penjumlahan soal sebelumnya agar penggunaan waktu lebih efektif.
  7. Kerjakan berbagai variasi contoh-contoh soal sebelum hari H secara rutin untuk membiasakan diri dengan pola soal berbeda.

Setelah kamu mengetahui tips dan trik cara mengerjakan yang efektif, ternyata tes Kraepelin tidak sesulit itu, bukan? Jadi, jangan lupa mempelajari apa itu tes Kraepelin serta rutin latihan mengerjakan soal-soalnya.